Senin, 25 Januari 2016

ISU ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN

ISU ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN
Manusia mencemari air dengan pembuangan sampah skala besar, bunga, abu dan limbah rumah tangga lainnya.
Di beberapa daerah pedesaan kita masih dapat menemukan orang-orang mandi dan memasak di air yang sama, sehingga sangat kotor. Hujan asam lebih menambah polusi air di dalam air. Selain itu, polusi termal dan penipisan oksigen terlarut memperburuk kondisi yang sudah memburuk dari aliran air. Polusi air juga dapat secara tidak langsung terjadi sebagai sebuah cabang dari polusi tanah – melalui aliran permukaan dan pencucian air tanah. Polusi suara, polusi tanah dan polusi cahaya juga  merusak lingkungan pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Polusi suara termasuk kebisingan pesawat, suara mobil, bus, dan truk, tanduk kendaraan, pengeras suara, dan kebisingan industri, serta intensitas tinggi efek sonar yang sangat berbahaya bagi lingkungan.
Polusi suara maksimum terjadi karena salah satu penemuan terbaik ilmu pengetahuan modern – kendaraan bermotor,  sekitar sembilan puluh persen dari semua suara yang tidak diinginkan di seluruh dunia.
Polusi tanah, yang juga dapat disebut pencemaran tanah, adalah hasil dari hujan asam, air tercemar, pupuk dll, yang mengarah ke tanaman. Kontaminasi tanah terjadi ketika bahan kimia yang dilepaskan oleh tumpahan atau kebocoran tangki penyimpanan bawah tanah yang melepaskan kontaminan berat ke dalam tanah. Ini mungkin termasuk hidrokarbon, logam berat, MTBE, herbisida, pestisida dan hidrokarbon terklorinasi. 
Isu lingkungan merupakan topik yang sedang hangat-hangatnya diperbincangkan. Adanya peningkatan produk manusia menjadi penyebab timbulnya perubahan iklim global yang signifikan (yang sering kita kenal dengan sebutan global warming) dan hal ini menjadi bahan pemikiran bersama di seluruh negara di dunia dalam menjawab solusi penanganan dampak globalisasi tersebut. Konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer meningkat dan menyebabkan serangkaian perubahan yang berpotensi merusak iklim global karena meningkatnya suhu umumnya. Dunia arsitektur merupakan salah satu bidang yang  tak luput dari isu-isu lingkungan yang juga diyakini dapat menjawab permasalahan dampak global warming. Untuk menanggapi isu lingkungan tersebut, terciptalah sebuah konsep yang kita kenal sebagai konsep Green Architecture.  
Green Architecture itu sendiri adalah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.Hal ini telah dilakukan dengan pemanfaatan kondisi lingkungan dengan bukaan yang optimal. Saat ini jarang ditemukan contoh bangunan yang menggunakan pendekatan green architecture. Untuk itu mungkin perlu melihat balik kepada arsitektur vernakular yang banyak mendukung pendekatan green architecture. 

UPAYA-UPAYA MENGATASI MASALAH LINGKUNGAN
Usaha Mengatasi berbagai Masalah Lingkungan Hidup Pada umumnya permasalahan yang terjadi dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:
1.Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya.
2.Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber daya alam maka diperlukan penegakan hokum secara adil dan konsisten.
3.Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
4.Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap dapat dilakukan dengan cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi.
5.Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan penggunaan indicator harus diterapkan secara efektif.

(Sumber : dosen.narotama.ac.id/wp.../Green-Architecture.ppt)



3 komentar: