ISU ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN
Manusia
mencemari air dengan pembuangan sampah skala besar, bunga, abu dan limbah rumah
tangga lainnya.
Di
beberapa daerah pedesaan kita masih dapat menemukan orang-orang mandi dan
memasak di air yang sama, sehingga sangat kotor. Hujan asam lebih menambah
polusi air di dalam air. Selain itu, polusi termal dan penipisan oksigen
terlarut memperburuk kondisi yang sudah memburuk dari aliran air. Polusi air
juga dapat secara tidak langsung terjadi sebagai sebuah cabang dari polusi
tanah – melalui aliran permukaan dan pencucian air tanah. Polusi suara, polusi
tanah dan polusi cahaya juga merusak lingkungan pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Polusi
suara termasuk kebisingan pesawat, suara mobil, bus, dan truk, tanduk
kendaraan, pengeras suara, dan kebisingan industri, serta intensitas tinggi
efek sonar yang sangat berbahaya bagi lingkungan.
Polusi suara maksimum terjadi karena salah satu penemuan terbaik ilmu pengetahuan modern – kendaraan bermotor, sekitar sembilan puluh persen dari semua suara yang tidak diinginkan di seluruh dunia.
Polusi suara maksimum terjadi karena salah satu penemuan terbaik ilmu pengetahuan modern – kendaraan bermotor, sekitar sembilan puluh persen dari semua suara yang tidak diinginkan di seluruh dunia.
Polusi
tanah, yang juga dapat disebut pencemaran tanah, adalah hasil dari hujan asam,
air tercemar, pupuk dll, yang mengarah ke tanaman. Kontaminasi tanah terjadi
ketika bahan kimia yang dilepaskan oleh tumpahan atau kebocoran tangki
penyimpanan bawah tanah yang melepaskan kontaminan berat ke dalam tanah. Ini
mungkin termasuk hidrokarbon, logam berat, MTBE, herbisida, pestisida dan
hidrokarbon terklorinasi.
Isu
lingkungan merupakan topik yang sedang hangat-hangatnya diperbincangkan. Adanya
peningkatan produk manusia menjadi penyebab timbulnya perubahan iklim global
yang signifikan (yang sering kita kenal dengan sebutan global warming)
dan hal ini menjadi bahan pemikiran bersama di seluruh negara di dunia dalam
menjawab solusi penanganan dampak globalisasi tersebut. Konsentrasi Gas Rumah
Kaca (GRK) di atmosfer meningkat dan menyebabkan serangkaian perubahan yang
berpotensi merusak iklim global karena meningkatnya suhu umumnya. Dunia
arsitektur merupakan salah satu bidang yang tak luput dari isu-isu lingkungan
yang juga diyakini dapat menjawab permasalahan dampak global warming.
Untuk menanggapi isu lingkungan tersebut, terciptalah sebuah konsep yang kita
kenal sebagai konsep Green Architecture.
Green
Architecture itu
sendiri adalah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk
terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang
lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber
energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.Hal ini telah dilakukan dengan pemanfaatan kondisi lingkungan dengan
bukaan yang optimal. Saat ini jarang ditemukan contoh bangunan yang menggunakan
pendekatan green architecture. Untuk itu mungkin perlu melihat balik kepada
arsitektur vernakular yang banyak mendukung pendekatan green architecture.
UPAYA-UPAYA MENGATASI MASALAH LINGKUNGAN
Usaha
Mengatasi berbagai Masalah Lingkungan Hidup Pada umumnya permasalahan yang
terjadi dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:
1.Menerapkan
penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan sumber daya alam
baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan memperhatikan daya
dukung dan daya tampungnya.
2.Untuk
menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber daya alam
maka diperlukan penegakan hokum secara adil dan konsisten.
3.Memberikan
kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup.
4.Pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap dapat dilakukan dengan
cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi.
5.Untuk
mengetahui keberhasilan dari pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
dengan penggunaan indicator harus diterapkan secara efektif.
(Sumber : dosen.narotama.ac.id/wp.../Green-Architecture.ppt)